.: Suka Kami :.

.: Silent Followers :.

27 Mei 2011

Fadhilat Fatihah

Fadhilat Fatihah.
  • Barangsiapa membaca Fatihah (berserta Bismillah) di antara sunat Subuh dan fardhu Subuh dengan Istiqamah maka kalau ia ingin pengkat terkabullah ia, kalau ia fakir maka akan kaya, kalau punya hutang maka mampu membayarnya, kalau ia sakit maka akan sembuh dan kalau ia punya anak maka anaknya itu menjadi anak soleh, berkat surah Fatihah.
  • Barangsiapa mengamalkan bacaan Fatihah 20X setiap selesai sembahyang fardhu lima waktu maka Allah SWT luaskan rezekinya, baiki akhlaknya, mudahkan urusannya, hilangkan keperihatinannya dan kesusahannya, anugerahkan apa yang ia angan-angankan, dapatkan berbagai berkat dan kemuliaan, jadikan ia berwibawa, berpangkat luhur, berpenghidupan baik dan ia pulaanak-anaknya terlindung dari kemudharatan dan kerosakan serta dia anugerahkan kebahagian dan sebagainya.
  • Barangsiapa mengamalkan bacaan Fatihah 125X selesai sembahyang fardhu Subuh maka ia peroleh maksudnya dan ia ketemukan apa yang di cari-carinya.

Hikmat, Rahsia dan Khasiat Surah Dan Ayat Al-Quran Al-Karim

~ In The name of Allah, the Most Merciful, Most Merciful ~

BISMILLAH (Dengan nama Allah)

Barangsiapa membaca sebanyak 21 kali ketika hendak tidur, nescaya terpelihara dari godaan dan gangguan syaitan, dari bencana manusia dan jin,

daripada kecurian dan kebakaran, dan daripada kematian terkejut. Dan barangsiapa membaca sebanyak 50 kali diahadapan orang yang zalim, hinalah dan masuk ketakutan dalam hati si zalim serta naiklah keberanian dan kehebatan kepada pembaca.

SURAH AL-FATIHAH (Pembukaan)

Barangsiapa membacanya sebanyak 41 kali diantara sembahyang sunatnya, nescaya permintaannya di perkenankan, jika sakit lekas sembuh dan nescaya dikasihi oleh makhluk dan ditakuti oleh musuh. Barangsiapa membaca 20 kali sesudah tiap-tiap sembahyang fardhu, nescaya rezkinya dilapangkan oleh Tuhan dan bertambah baik keadaannya, serta bercahaya rohaninya.

AYAT AL-KURSI (Kekuasaan Allah)

Barangsiapa membacanya sekali selepas setiap sembahyang fardhu, nescaya terpelihara dari tipudaya dan ganguan syaitan. Dengan membacanya, seorang yang miskin akan menjadi kaya, dan jika dibaca ketika hendak tidur nescaya akan terselamat dari kecurian, kebakaran dan kekaraman. Barangsiapa sentiasa membaca ayat Al-Kursi, nescaya Allah akan kurniakan kepada ahli rumahnya kebaikkan yang tidak terhitung banyaknya.

Barangsiapa berwudhuk lalu membaca sekali, nescaya Allah Akan meninggikan darjatnya setinggi 40 darjat dan Allah akan mendatangkan para malaikat menurut bilangan hurufnya, seraya berdoa untuk sipembaca sehinggalah ke hari Qiamat. Dan tersebut dalam hadith yang lain:Barangsiapa membacanya ketika hendak tidur, nescaya Allah akan membuka pintu rahmat baginya hingga kesubuh, dan mengurniakan kota nur menurut bilangan rambut dibadannya. Jika sipembacanya meninggal dunia pada malam itu, ia dikira mati syahid. Hadith yang lain mengatakan:

Barangsiapamembacanya selepas setiap sembahyang fardhu, nescaya akan terpelihara dari kekerasan malakul-maut, dan Allah sendiri yang mencabut rohnya, dan dia akan dibangkitkan bersama para Mujahid yang berjihad beserta para Anbiya hingga ia gugur mati Syahid.

Imam Jaafar Shadiq r.a. mengatakan: Barangsiapa membaca sekali, nescaya Allah akan menghindar darinya 1,000 kesukaran duniawi, yang terkecil sekali ialah kemiskinan dan kepapaan, dan 1,000 kesukaran ukhrawi, yang terkecil sekali ialah azab neraka.

SURAH AL-BAQARAH (Sapi Betina)

Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surah ini (Amanarrasulu) sebelum tidur, ia akan terselamat dari segala bala bencana dan mara bahaya.
SURAH ALI-IMRAN (Keluarga Imran)

Barangsiapa membaca tiga ayat yang pertama dari surah ini, Nescaya ia akan mencapai kesihatan dari segala penyakit dan terselamat dari gangguan jin.

SURAH AN-NISSA' (Perempuan)

Barangsiapa yang membaca ayat yang ke 75 dari surah ini, nescaya ia akan terselamat dari kejahatan para penjahat.
SURAH AL-MAIDAH (Hidangan)

Barang siapa membaca ayat yang ke 7 dari surah ini, sebanyak yang mungkin selama 3 hari berturut -turut, insya Allah akan terselamat dari was-was semasa wudhu dan sembahyang. Barang siapa membaca ayat 89 hingga ayat 101 dari surah ini, keatas air lalu diberi minum kepada orang yang bercakap dusta, nescaya ia tidak akan bercakap dusta lagi.
SURAH AL-AN'AM (Binatang Ternakan)

Barang siapa membacanya sebanyak 7 kali, nescaya akan terhindar dari segala bala bencana. Jika ayat 63 dan 64 dari surah ini,dibaca oleh penumpang kapal, ia akan terselamat dari karam dan tenggelam.
SURAH AL-A'RAAF (Benteng Tinggi)

Barang kali membaca ayat 23 dari surah ini, selepas tiap-tiap sembahyang fardhu, lalu beristighfar kepada Allah, nescaya akan terampun segala dosanya. Barang siapa membaca ayat 47 dari surah ini, ia akan terpelihara dari kekacauan para penzalim serta ia akan mendapat rahmat Allah.
SURAH AL- ANFAL (Rampasan)

Barang siapa membaca ayat 62 dan 63 dari surah ini, nescaya dia akan di cintai dan dihormati oleh sekalian manusia.
SURAH AL-BARAAH (AT-TAUBAH) (Pemutus perhubungan)

Barangsiapa membacanya, nescaya akan terselamat dari kemunafiqan dan akan mencapai hakikat iman. Barang siapa membaca ayat 111 dari surah ini,dikedai atau ditempat-tempat perniagaan, nescaya akan maju perniagaannya itu.
SURAH YUNUS (Yunus)

Barangsiapa membaca ayat 31dari surah ini, keatas Perempuan yang hamil, nescaya ia melahirkan anak dalam kandungannya itu dengan selamat.Barangsiapa membaca ayat 64 dari surah ini, nescaya ia akan terhindar dari mimpi-mimpi yang buruk dan mengigau.
SURAH AL-HUD (Hud)

Barang siapa membaca, nescaya ia akan mendapat kekuatan dan Kehebatan serta ketenangan dan ketenteraman jiwa. Barang siapa membaca ayat 56 dari surah ini, pada setiap masa, nescaya ia akan terselamat dari gangguan manusia yang jahat dan binatang yang liar. Barang siapa membaca ayat 112 dari surah ini, sebanyak 11 Kali selepas tiap-tiap sembahyang, nescaya akan mencapai ketetapan hati.
SURAH YUSUF (Yusuf)

Barang siapa membacanya, akan di murahkan rezekinya dan diberikan kemuliaan kepadanya. Barang siapa membaca ayat 64 dari surah ini, ia akan terhindar dari kepahitan dan kesukaran hidup.Barang siapa membaca ayat 68 dari surah ini, nescaya Allah akan mengurniakan kesalehan kepada anak-anaknya.

SURAH AR-RA'D (Petir)

Barang siapa membaca ayat 13 dari surah ini, ia akan terselamat dari petir. Dan barangsiapa membaca ayat 28 dari surah ini, nescaya Penyakit jantungnya akan sembuh.
SURAH IBRAHIM (Ibrahim)

Barang siapa membaca ayat-ayat 32 hingga 34 dari surah ini, nescaya anak-anaknya akan terhindar dari perbuatan-perbuatan syirik dan bida'ah.
SURAH AL-IIIJ'R (Batu Gunung)

Barang siapa membaca 3 ayat yang terakhir dari surah ini, ke atas perempuan yang selalu anak kandungannya gugur, nescaya anak kandungannya itu akan terselamat, dari gugurnya.
SURAH BANI ISRAIL (anak-anak Israil)

Barang siapa membacanya ke atas air, lalu diberi minum kepada orang yang bercakap gagap insya Allah akan hilang gagapnya itu. Barang siapa membaca ayat 80 dari surah ini, ketika ia pulang dari perjalanan, nescaya dia akan dimuliakan dan dihormati oleh orang-orang yang setempat dengannya.
SURAH AL-KAHF (Gua)

Barang siapa membacanya, akan terhindar dari kemiskinan dan kepapaan. Barang siapa membacanya pada malam Jumaat, nescaya dia akan mendapat rezeki yang murah.
SURAH MARYAM (Maryam)

Barang siapa membacanya, nescaya akan mendapat kejayaan di dunia dan di akhirat.
SURAH THAAHAA (Hai Manusia)

Barang siapa membacanya, nescaya Allah akan mengurniakan kepadanya ilmu pengetahuan dan akan tercapai segala maksudnya. Barang siapa membaca ayat-ayat 25 hingga 28 sebanyak 21 kali, tiap-tiap hari selepas sembahyang subuh nescaya otaknya akan cerdas dan akalnya akan sempurna.
SURAH AL ANBIYA (Nabi-Nabi)

Barang siapa membaca ayat 83 dari surah ini, nescaya dia akan mendapat sebesar-besar pangkat di sisi Allah s.w.t .
SURAH AL-HAJ (Haji)

Barang siapa membacanya, Allah akan membinasakan musuh-musuhnya.
SURAH AL-MU'MINUN (Orang-orang Mukmin)

Barang siapa membacanya ke atas air, lalu diberi minum kepada orang yang selalu minum minuman keras,nescaya dia tidak akan meminumnya lagi. Barang siapa membaca ayat 28 dari surah ini, nescaya perahunya akan terselamat daripada karam dan rumahnya akan terselamat dari kecurian dan serangan musuh.
SURAH AN-NUUR (Cahaya)

Barang siapa membacanya, nescaya ia akan terhindar dari mimpi-mimpi yang buruk. Barang siapa membaca ayat 35 dari surah ini,pada hari Jumaat sebelum sembahyang Asar, nescaya dia akan disegani oleh orang ramai.
SURAH AL-FURQAN (Pembaca)

Barang siapa membacanya sebanyak 3 kali ke atas air yang bersih, lalu air itu dipercikkan di dalam rumah, nescaya rumah itu akan terselamat dari gangguan binatang-binatang yang liar dan ular-ular yang bisa.
SURAH ASY-SYU A'RA (Ahli-ahli Syair)

Barang siapa membaca ayat 130 dari surah ini, sebanyak 7 kali dengan senafas ke atas orang-orang yang digigit oleh binatang-binatang yang berbisa nescaya akan hilang bisa-bisa itu.
SURAH AN-NAML (Semut)

Barang siapa membacanya nescaya nikmat-nikmat Allah akan kekal kepadanya.
SURAH AL-QA-SHASH (Cerita)

Barang siapa membacanya ke atas pekerja-pekerjanya, nescaya Mereka tidak akan mencuri dan mengkhianat. Barang siapa membaca ayat-ayat 51 hingga 55 dari surah ini, Nescaya otaknya akan cergas, akalnya akan sempurna dan budi pekertinya akan halus.
SURAH AL-ANKABUT (Labah-labah)

Barang siapa membacanya, nescaya demamnya akan sembuh. Barang siapa membacanya, nescaya ia akan terhindar dari gelisah dan keluh kesah.
SURAH AR-RUM (Rum)

Barang siapa membacanya, nescaya Allah akan membinasakan orang yang hendak menzaliminya.
SURAH LUQMAN (Luqman)

Barang siapa membacanya, nescaya ia akan terhindar dari segala-gala penyakit terutama dari penyakit-penyakit perut. Barang siapa membaca ayat 31 dari surah ini, nescaya akan terselamat dari bencana banjir.
SURAH AS-SAJ DAH (Sujud)

Barang siapa membaca ayat-ayat 7 hingga 9 dari surah ini, ke atas kanak-kanak yang baru lahir, nescaya ia akan terhindar dari segala-gala penyakit ruhani dan jasmani.
SURAH AL-AHZAB (Golongan-golongan)

Barang siapa membaca ayat-ayat 45 hingga 48 dari surah ini, nescaya ia akan mendapat kemuliaan dan kehormatan sejati. Dan barang siapa membaca ayat-ayat 60 hingga 66 dari surah ini, nescaya Allah akan membinasakan musuh-musuhnya.
SURAH SABA' (Saba')

Dengan membacanya, terselamatlah ia dari segala-gala bala bencana, terutamanya dari rosaknya tanam-tanaman.
SURAH FAATHIR (Pencipta)

Barang siapa membaca ayat-ayat 29 dan 30, nescaya Allah Akan memberkati perniagaannya.
SURAH YAASIIN (Hai Manusia)

Nabi kita Muhammad s.a.w bersabda : "Tiap-tiap sesuatu Mempunyai hati dan hati Al-Quran ialah surah Yaasiin." Yaasiin kerana Allah, nescaya akan terampun segala-gala dosanya kecuali dosa syirik.."

Dalam satu hadith yang lain Baginda s.a.w bersabda: "Hendaklah kamu membaca surah Yaasiin ke atas pesakit-pesakitmu yang menghadapi sakaratul-maut, nescaya Allah s.w.t akan meringankan kekerasan sakaratul-maut itu."

Dalam satu hadith yang lain pula Baginda s.a.w bersabda : "Aku ingin benar, agar surah Yaasiin ini dihafaz oleh tiap-tiap umatku."

  • Barang siapa membacanya sebanyak 41 kali, pasti akan tercapai segala hajat dan cita-citanya.
  • Barang siapa membacanya sebanyak 21 kali pada malam Jumaat, Lalu berdoa istghfar untuk kedua ibu bapanya, nescaya dosa kedua ibu bapanya akan diampunkan oleh Tuhan.
  • Barang siapa membaca sekali ketika membuka kedai atau perniagaan, nescaya akan maju perniagaannya itu.
  • Barang siapa membacanya sekali pada awal malam, andaikata ia mati pada malam itu, mesti ia mati syahid.
  • Barang siapa membacanya sekali selepas tiap-tiap sembahyang Jumaat,nescaya ia akan diselamatkan dari siksa kubur.
  • Jika dibacanya oleh seorang askar, ketika ia hendak turun kemedan peperangan, Allah akan mengurniakan kepadanya keberanian dan kegagahan, serta naiklah ketakutan pada musuh-musuhnya. Hikmat-hikmat dan khasiat-khasiat surah Yaasiin ini banyak benar didapati di dalam kitab-kitab hadith tetapi cukuplah setakat ini untuk diamal oleh anda sekalian.
SURAH ASH-SHAAFFAAT (Yang Berbaris)

Barang siapa membacanya, insya Allah in akan terpelihara daripada gangguan jin.
SURAH SHAAD (Shaad)

Dengan membaca ayat 42 dari surah ini, nescaya akan mendapat kebahagian sejati."Berdoalah kepadaKu, nanti Aku perkenankan permintaanmu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan dirinya dari menyembah Aku, mereka akan masuk neraka jahannam dengan hina." [Al-Mukmin: 60]

Fadhilat Basmallah.

Fadhilat Basmallah.

  • Barangsiapa membaca Bismillah 21X ketika hendak tidur maka aman ia dari syaitan, kecurian, maut mendadak dan bala.
  • Barangsiapa membaca Bismillah ketika hendak bersetubuh(jimak) maka anaknya kelak cerdas dan terbuka hatinya serta menjadi anak yang soleh dan baginya kebajikan sejumlah tarikan nafas anaknya itu.
  • Barangsiapa membaca Bismillah 41X pada telinga orang pengsan maka ia akan segera siuman.
  • Barangsiapa membaca Bismillah 313X dan selawat atas Nabi Muhammad S.A.W 100X pada hari Ahad di saat matahari terbit dengan menghadap ke kiblat maka Allah Taala memberi rezeki tanpa di duga bersamaan fadhal dan kemurahan Allah Taala.
  • Barangsiapa membaca Bismillah 786X di tiupkan pada air lalu di minumkan kepada orang yang bebal selama tujuh hari di saat matahari terbit maka lenyaplah kebebalannya dan ia akan hafal apa yang di dengarnya.
  • Barangsiapa membaca Bismillah 50X di hadapan orang zalim atau penguasa yang bengis maka ia akan tunduk atau ketakutan.
  • Barangsiapa menulis Bismillah 101X di atas kertas lalu di letakan di sawah padinya maka sawahnya akan subur dan terpelihara dari bencana. Dan kalau di tulis pada kain kafan 70X maka mayat yang berselimut kafan itu akan aman dari bahaya Munkar dan Nakir juga ia terlindung dari siksa kubur.

26 Mei 2011

Selamat Datang Bulan Allah





Selamat Datang Bulan Allah

Tiba lagi bulan Allah, bulan yang berkah, bulan haram yang sendirian. Bulan berlakunya isra` dan mi’raj Junjungan Nabi SAW. Marilah kita mempertingkatkan amalan sholeh kita, amalan yang menjadi sebab bagi kita memperolehi rahmat Ilahi, amalan yang menjadi teman yang menyenangkan dalam kubur nanti, sebelum disenangkan dengan kesenangan abadi dalam syurga yang penuh kenikmatan. Bercakap tentang kubur, maka ianya adalah manzilah pertama bagi setiap insan setelah meninggalkan dunia yang fana menuju ke negeri baqa’. Apabila kita mati, maka dalam kubur tiada sapa yang sudi untuk bersama. Hanya amalan kita sahaja yang sudi, sedangkan yang lain, baik berupa harta, anak-isteri semuanya kembali, setelah tanah menutupi jenazah kita. Tinggallah kita seorang diri, mengharapkan rahmat ihsan kasihan belas Yang Maha Esa. Allahu … Allah. Mari perhati syair yang dinukil oleh Syaikh Ibnu Hajar al-`Asqalaani asy-Syafi`i rahimahUllah dalam karya beliau “al-Isti’daad li yawmil ma`aad” berbunyi:-

Wahai insan yang dunia jadi kesibukannya
Telah tertipu ia oleh panjang angannya
Atau yang sentiasa dibuai kelalaianya
Hingga ajal datang mendekatinya
Sungguh mati itu tiba-tiba datang mengejutkannya
Dan kubur itu peti segala amalannya
Bersabarlah atas segala kepayahan dunia
Tiada mati melainkan dengan ajalnya

Hujjatul Islam Imam Abu Hamid al-Ghazali rahimahUllah dalam karya beliau “Mukaasyafatul Quluub” membawa sebuah cerita yang berhubung kait dengan amal sholeh dan bulan Rajab. Ini hanyalah sebuah kisah, terpulanglah untuk percaya atau tidak, sesiapa yang percaya mudah-mudahan dapat dijadikan iktibar juga panduan serta jadi pemangkin untuk menambahkan lagi amalan dalam bulan yang mulia ini. Sesiapa yang tidak percaya, maka terpulanglah, tiada siapa yang hendak memaksanya untuk percaya. Hujjatul Islam al-Ghazali menukilkan dalam bab ke-100 kitab tersebut, kisah seperti berikut:-

Diceritakan bahawa ada seorang wanita di Baitul Muqaddis (tepatnya Baitul Maqdis @ Baitul Muqaddas) yang menjadikan 12,000 kali Suratul Ikhlash sebagai wiridnya setiap hari di bulan Rajab. Dalam bulan ini, dia mengenakan pakaian dari shuf (yakni sebagai tambahan dan pernyataan sifat zuhudnya). Tatkala dia sakit, dia berwasiat kepada anaknya agar dia dikafankan dengan kain shufnya tersebut. Namun ketika dia mati, dia telah dikafankan dengan kain yang elok. Maka anaknya bermimpi ibunya berkata: “Aku tidak redha kepadamu kerana engkau tidak melaksanakan wasiatku.” Terjagalah anaknya itu dengan perasaan cemas, lalu dia mengambil kain shuf ibunya agar dapat dikebumikan bersama ibunya. Maka dia pun menggali kubur ibunya dan tidaklah dia tidak bertemu dengan jenazah ibunya itu, hairanlah anak tersebut lalu dia mendengar satu seruan yang berbunyi: “Tidakkah engkau tahu bahawa orang yang mentaati Kami dalam bulan Rajab tidak Kami tinggalkan sendirian seorang diri. (yakni ditinggal sendirian dalam lubang kubur)”.
Allahu … Allah, bagaimanakah keadaan kita nanti dalam kubur? Sendirian ? Bertemankan kala dan ular? Allahu.. Allah. Mudah-mudahan kuburan kita nanti menjadi taman syurga dan bukannya jurang api neraka.

21 Mei 2011

21 May 2011: Tragedi Tanah Runtuh di Batu 14, Hulu Langat



Gambar Penghuni Rumah Anak Yatim Al-Takwa yang cedera


Antara 20 hingga 20 penghuni sebuah asrama anak yatim di Sungai Semungkis, Batu 14, Hulu Langat, dekat sini, dipercayai tertimbus akibat tanah runtuh, jam 2.20 petang tadi.

Jurucakap Ibu Pejabat Polis Daerah Kajang ketika dihubungi Berita Harian Online sebentar tadi berkata, setakat ini tiga kanak-kanak berjaya diselamatkan.
Beliau bagaimanapun tidak dapat mengesahkan ada penghuni yang terkorban dalam kejadian itu.

Petikan dari mstar.com.my

Kira-kira 20 kanak-kanak tertimbus dalam tanah runtuh di Rumah Persatuan Anak Yatim Al-Takwa, FELCRA Semungkis, Batu 14, Hulu Langat pada pukul 2.30 petang.

Kini enam mayat kanak-kanak telah dikeluarkan manakala tujuh mangsa cedera.

Menurut Ahli Parlimen Hulu Langat, Che Rosli Che Mat, ahli-ahli bomba dan penduduk kampung mengeluarkan mangsa yang cedera parah dan dikejarkan ke Hospital Kajang.

Laporan awal menyebut rumah anak yatim tersebut didiami kira-kira 30 penghuni.


Ahli bomba dan penduduk kampung bekerjasama mengeluarkan mangsa kanak-kanak yang cedera parah ekoran tanah runtuh di Rumah Persatuan Anak Yatim Al-Takwa, FELCRA Semungkis, Batu 14, Hulu Langat pada pukul 2.30 petang ini, sebelum dikejarkan ke Hospital Kajang.


Update-5:40 PM


Seramai 12 orang lagi penghuni Rumah Anak Yatim Al-Takwa, FELCRA Semungkis, Batu 14, Hulu Langat, dekat sini, dikhuatiri tertimbus dalam kejadian tanah runtuh petang ini.

Sehingga petang ini, seramai tujuh mangsa telah dikeluarkan manakala dua kanak-kanak disahkan terkorban.

Rumah itu menempatkan 49 orang termasuk lima penjaga di mana seramai 28 orang terselamat dalam kejadian kira-kira jam 2.20 petang tadi.


Update -7:00PM
Menurut Ahli Parlimen Hulu Langat, Che Rosli Che Mat, pasukan mencari dan menyelamat terdiri daripada Jabatan Bomba dan Penyelamat, polis, Jabatan Pertahanan Awam Malaysia (JPAM) dan penduduk kampung mengeluarkan mayat dan mangsa yang cedera parah dan dikejarkan ke Hospital Kajang.
Empat penjaga kanak-kanak tersebut masih belum ditemui
Setakat ini, seramai 9 orang telah berjaya dikeluarkan dengan tiga kanak-kanak terkorban dan enam cedera.

Walaupun dalam hujan lebat, kerja menyelamat oleh pihak berkuasa masih diteruskan bagi mengeluarkan mangsa yang tertimbus termasuk empat kakitangan pengurusan rumah berkenaan.

Menteri Besar, Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim sebentar tadi mengarahkan Misi Bantuan Kemanusiaan Selangor, Yayasan Amal dan Briged Amal ke tempat kejadian tanah runtuh di Hulu Langat untuk memberi bantuan segera.Ini dinyatakan Khalid dalam laman Twitternya, sebentar tadi
Berita semasa:
Seramai 24 orang terdiri daripada anak yatim, warden dan kakitangan Rumah Anak-anak Yatim dan Anak-anak Hidayah Madrasah Al-Taqwa tertimbus dalam kejadian tanah runtuh di Hulu Langat, dekat sini, hari ini.
Setakat 7 petang ini, tiga mayat kanak-kanak berusia 11 dan 14 tahun dikeluarkan dari runtuhan itu manakala tujuh lagi ditemui cedera termasuk seorang lelaki dewasa, kata polis.
Penghuni yang cedera berusia antara 11 dan 17 tahun manakala lelaki dewasa itu dipercayai pekerja di rumah anak yatim berkenaan.
Semua yang cedera dihantar ke Hospital Kajang untuk rawatan dan setakat ini keadaan mereka tidak diketahui, kata Ketua Polis Selangor, Datuk Tun Hisan Tun Hamzah pada sidang akhbar di sini hari ini. Beliau berkata rumah anak yatim yang terletak berhampiran bukit itu menempatkan 49 orang termasuk penghuni dan pekerja. Kesemua penghuni rumah itu adalah lelaki. - BERNAMA


14 Mei 2011

Kisah Tauladan | Luqman Al-Hakim, Keldai dan Si Anak


Kisah Tauladan | Luqman Al-Hakim, Keldai dan Si Anak


Dalam mendidik anaknya untuk berhadapan dengan pandangan manusia, Luqman al Hakim telah membawa anaknya dan keldai ke pasar tempat orang ramai. Mulanya, Luqman al Hakim telah menaiki keldai itu, anaknya pula yang mengendalikan keldai itu sambil berjalan kaki, maka orang ramai berkata :

” Inilah orang tua yang tidak mengasihani anaknya, dia bersenang lenang di atas keldai, anaknya pula berjalan kaki! ”

Berikutnya, Luqman al Hakim menaikkan anaknya ke atas keldai dan beliau sendiri pula yang mengendalikan Keldai dengan berjalan kaki, maka orang ramai berkata :

” Sungguh biadap anak itu, orang tua dibiarkan berjalan kaki, dia pula bersenang lenang di atas keldai! ”

Seterusnya, Luqman al Hakim bersama anaknya menaiki keldai itu bersama sama, maka berkata pula orang ramai :

” Lihat!, seekor keldai membawa dua orang!, alangkah siksanya keldai itu membawa beban berganda! ”

Akhirnya, Luqman al Hakim dan anaknya tidak menaiki keldai itu dan membiarkan ia kosong saja, orang ramai berkata lagi:

” Alangkah anehnya, keldai dibiarkan kosong tidak ditunggangi, tuannya pula berjalan kaki saja!”

Apa kalian dapat dari kisah ini?, saya dapat sangat banyak, dan saya mohon berkongsi sendikit. ” Ridhannas ghoyatun la tudrak! “, itu kata pepatah arab yang mampu menerangkan kisah ini, maksudnya ” Kepuasan atau persetujuan dari SEMUA pihak yaitu manusia adalah sesuatu yang tidak mungkin dicapai “.

Inilah yang kita katakan pandangan manusia, pandangan yang selalunya silap, jika dibandingkan dengan pandangan Allah. Sangat benar, pandangan manusia itu sering berbeza beza, setiap apa yg dilakukan pasti ada saja yang kurang bersetuju, mungkin majoriti, mungkin juga minoriti, tapi hakikatnya pasti ada perbezaan.

Melihatkan kisah ini, saya tidak mengatakan yang orang ramai yang memberi komen2 itu jahil atau silap, ada benarnya setiap komen itu bukan?, ya, memang ada benarnya, saya akui itu, tetapi setiap komen itu datangnya dari pandangan manusia yang pastinya banyak kekurangan, saya mahu tanya, jika orang ramai itu tahu kenapa Luqman al Hakim berbuat demikian, yaitu utk mendidik anaknya, adakah komen yang sebegitu akan diberikan?, pasti tidak bukan?…begitulah manusia, ia tidak mengetahui apa yang terselindung, apa yang tersembunyi.

Apabila berhadapan dengan pandangan manusia dalam menilai sesuatu, apa yang dikatakan mungkin sangat jujur, namun hakikatnya, manusia akan berkata dengan apa yg dia tahu dan lihat sahaja, sedangkan mungkin masih banyak perkara yang tersembunyi yang tidak ia ketahui dan fahami, ia mungkin satu bentuk kejujuran, namun jujurnya pendapat itu bukanlah boleh menafikan pandangan Allah.

Kerana inilah kita perlu sentiasa memohon untuk melihat dengan pandangan Allah yang sentiasa benar, namun seringkali pandangan Allah itu akan diganggu gugat syaitan laknatullah, kerna itu sumpah setia syaitan, memalingkan manusia dari kebenaran, ia bukan silap manusia lain, bukan silap siapa2, tetapi silap kita sendiri jika masih mahu melihat dengan pandangan manusia yg serba kurang. Kitalah yg lebih tahu situasi yang sebenar, dan Allah lah yang lebih2 lagi Maha Mengetahui.

Kejujuran perlu datang dengan hikmah, ikhlas, dan benar. Tidak bijak jika jujur datang tanpa tiga perkara itu. Malah kejujuran yang sebenar adalah kejujuran yang membuat diri lebih dekat dengan pencipta, apakah boleh dikatakan kejujuran itu membawa manfaat kirannya seorang Kristian datang berdakwah kepada kita, seterusnya dengan jujur mengatakan bahawa agamanya lah yang benar, kerana itu yang dia ‘iktiqadkan, adakah itu bentuk kejujuran yang kita mahu mempercayainya dan terus memeluk agama kristian?, itu contohnya, namun pokoknya, pandangan manusia seringkali tersilap, pandangan Allah adalah yang haq, jadi pandangan mana kita mahu ikuti?. Lihatlah dengan hati yang dipandu Allah.

Berkata Luqman al Hakim kepada anakandanya selepas kisah keldai di atas :

” Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah S.W.T sahaja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu ”

Maksud sabda Rasulullah صلى الله عليه و سلم :

Dari Ibnu Abbas radhiAllahu `Anhu, katanya: Pada suatu hari aku berada dibelakang Rasulullah صلى الله عليه و سلم (boncengan), lalu baginda bersabda: “Wahai anak, peliharalah Allah nescaya (Dia) akan memelihara kamu, peliharalah Allah nescaya (Dia) akan berada dihadapan kamu, dan jika engkau memohon maka memohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah, dan ketahuilah bahawa sekiranya umat berkumpul

(bersepakat) untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, nescaya mereka tidak akan mampu berbuat demikian melainkan dengan sesuatu yang telah ditetapkan (ditakdirkan) oleh Allah, dan sekiranya umat berkumpul (bersepakat) untuk mendatangkan bencana keatas kamu, nescaya mereka tidak akan mampu berbuat demikian melainkan dengan sesuatu yang telah ditetapkan (ditakdirkan) oleh Allah. Dan telah diangkat segala pena dan telah kering segala buku.”

HR : Imam Tirmidzi

Berhadapan dengan kehidupan, kita sememangnya dituntut untuk saling mengingati antara satu sama lain. Inilah fitrah kejadian manusia yang jika kita lari daripadanya, maka ia akan merosakkan kehidupan. Lengkap melengkapi antara satu sama lain, menampungi kelemahan yang lain dengan kelebihan kita, dan mengizinkan untuk kelemahan kita ditampungi oleh kelebihan insan yang lain.

Manusia tidak dijadikan Allah berbilion bilion ramainya untuk hidup sendiri tanpa mengendahkan yang lain. Namun, dalam berkata dan menzahirkan pendapat, ia perlu datang dengan pengetahuan yang benar, barulah ia bakal membantu, jika bicara tanpa ilmu yang cukup, tidak memahami situasi dengan sebenar benarnya, maka apa yg diperkatakan mungkin tidak membantu bahkan merosakkan.

Maksud sabda Rasulullah صلى الله عليه و سلم:

” Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, berkatalah perkara yang baik, atau lebih baik ia diam sahaja ” HR : Bukhari & Muslim

Saya memohon untuk sentiasa dibimbing Allah, dan bimbingan itu disekalikan dengan kemudahan untuk melaksanakannya, saya berusaha untuk itu. Saya juga pohonkan agar bimbingan, panduan, dan kemudahan dari Allah untuk sahabat sekalian, doakan saya juga.

Semoga kita sentiasa melihat dengan pandangan Allah, dan semoga syaitan tidak mampu mengganggu gugat apa yang datang dariNya. Sesungguhnnya yakin itu dari Tuhan, keraguan itu dari syaitan, maka pilihlah apa yang datang dari Tuhan. Tetapkan hati saya, tetapkan hati kami, dan tetapkan sahabat seluruhnya dengan keyakinan dariMu.

Maksud firman Allah سبحانه وتعالى :

” Dan jika Allah kenakan bahaya kepada engkau maka tidak ada yang dapat melepaskannya melainkan Dia. Dan jika dia mahukan kebaikan kepada engkau maka tidak ada yang dapat menolak kurnianya itu ”

Surah Yunus : 107.

KARAMAH GHAWTHUL A'ZHAM SHEIKH MUHYIDDIN ABDUL QADIR AL-JILANI رضي الله عه TERSEBAR DI SELURUH ALAM...!!!

KARAMAH GHAWTHUL A'ZHAM SHEIKH MUHYIDDIN ABDUL QADIR

AL-JILANI رضي الله عه TERSEBAR DI SELURUH ALAM...!!!


بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Amat Mengasihani.

Solawat dan Salam atas Junjungan Besar Sayyidina Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, Ahli Bayyit Baginda yang suci, Sahabat Baginda yang mulia serta sekalian Aulia' Allah sehingga akhir zaman.

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.......Ahlan Wa Sahlan!

Saudara2 Muslimin Muslimat yang diRahmati Allah. Semoga Rahmat dan Kasih Allah berpanjangan atas kita sehingga nafas kita yang terakhir.


Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat:


Pada suatu hari, di dalam tahun 537 Hijrah,seorang lelaki dari kota Baghdad (dikatakan oleh setengah perawi bahawa lelaki itu bernama Abu Sa‘id ‘Abdullah ibn Ahmad ibn ‘Ali ibn Muhammad al-Baghdadi) telah datang bertemu dengan SHEIKH MUHYIDDIN ABDUL QADIR AL-JILANI رضي الله عهi, berkata bahwa dia mempunyai seorang anak dara cantik berumur enam belas tahun bernama Fatimah. Anak daranya itu telah diculik (diterbangkan) dari atas anjung rumahnya oleh seorang jin.

Maka SHEIKH MUHYIDDIN ABDUL QADIR AL-JILANI رضي الله عه pun menyuruh lelaki itu pergi pada malam hari itu, ke suatu tempat bekas rumah roboh, di satu kawasan lama di kota Baghdad bernama al-Karkh.

“Carilah bonggol yang kelima, dan duduklah di situ. Kemudian, gariskan satu bulatan sekelilingmu di atas tanah. Kala engkau membuat garisan, ucapkanlah “Bismillah, dan di atas niat SHEIKH MUHYIDDIN ABDUL QADIR AL-JILANI رضي الله عه ” Apabila malam telah gelap, engkau akan didatangi oleh beberapa kumpulan jin, dengan berbagai-bagai rupa dan bentuk.


Janganlah engkau takut. Apabila waktu hampir terbit fajar, akan datang pula Raja Jin dengan segala angkatannya yang besar. Dia akan bertanya hajatmu. Katakan kepadanya yang AKU [SHEIKH MUHYIDDIN ABDUL QADIR AL-JILANI رضي الله عه] telah menyuruh engkau datang bertemu dengannya. Kemudian ceritakanlah kepadanya tentang kejadian yang telah menimpa anak perempuanmu itu.”

Lelaki itu pun pergi ke tempat itu dan melaksanakan arahan SHEIKH MUHYIDDIN ABDUL QADIR AL-JILANI رضي الله عه itu. Beberapa waktu kemudian, datanglah jin-jin yang cuba menakut-nakutkan lelaki itu, tetapi jin-jin itu tidak berkuasa untuk melintasi garis bulatan itu. Jin-jin itu telah datang bergilir-gilir, yakni satu kumpulan selepas satu kumpulan. Dan akhirnya, Datanglah raja jin yang sedang menunggang seekor kuda dan telah disertai oleh satu angkatan yang besar dan hebat rupanya.

Raja Jin itu telah memberhentikan kudanya di luar garis bulatan itu dan telah bertanya kepada lelaki itu, “Wahai manusia, apakah hajatmu?”Lelaki itu telah menjawab, “Aku telah disuruh oleh SHEIKH MUHYIDDIN ABDUL QADIR AL-JILANI رضي الله عه untuk bertemu denganmu.”

Begitu mendengar nama SHEIKH MUHYIDDIN ABDUL QADIR AL-JILANI رضي الله عه diucapkan oleh lelaki itu, Raja Jin itu telah turun dari kudanya dan terus mengucup bumi. Kemudian Raja Jin itu telah duduk di atas bumi, disertai dengan seluruh anggota rombongannya. Sesudah itu, Raja Jin itu telah bertanyakan masalah lelaki itu. Lelaki itu pun menceritakan kisah anak daranya yang telah diculik oleh seorang jin. Setelah mendengar cerita lelaki itu, Raja Jin itu pun memerintahkan agar dicari si jin yang bersalah itu.

Beberapa waktu kemudian, telah dibawa ke hadapan raja jin itu, seorang jin lelaki dari negara Cina bersama-sama dengan anak dara manusia yang telah diculiknya.Raja jin itu telah bertanya, “Kenapakah engkau sambar anak dara manusia ini? Tidakkah engkau tahu yang dia ini berada di bawah naungan Al-Quthb [SHEIKH MUHYIDDIN ABDUL QADIR AL-JILANI رضي الله عه]?”

Jin lelaki dari negara Cina itu telah mengatakan yang dia telah jatuh berahi dengan anak dara manusia itu. Raja jin itu pula telah memerintahkan agar dipulangkan perawan itu kepada bapanya, dan jin dari negara Cina itu pula telah dikenakan hukuman pancung kepala. Lelaki itu pun mengatakan rasa takjubnya dengan segala perbuatan raja jin itu, yang sangat patuh kepada SHEIKH MUHYIDDIN ABDUL QADIR AL-JILANI رضي الله عه.

Raja jin itu berkata pula, “Sudah tentu, karena SHEIKH MUHYIDDIN ABDUL QADIR AL-JILANI رضي الله عه boleh melihat dari rumahnya semua kelakuan jin-jin yang jahat.

Dan mereka semua sedang berada di sejauh-jauh tempat di atas bumi, karena telah lari dari sebab kehebatannya. Allah Ta’ala telah menjadikan SHEIKH MUHYIDDIN ABDUL QADIR AL-JILANI رضي الله عه bukan saja Al-Qutb bagi umat manusia, bahkan juga ke atas seluruh bangsa Jin.”

Sepuluh Soalan untuk Saidina Ali bin Abi Talib سيدنا علي كرّم الله وجهه


Sepuluh Soalan untuk Saidina Ali bin Abi Talib سيدنا علي كرّم الله وجهه


Pada suatu hari, sepuluh orang dari kaum Khawarij bertemu dengan Saidina Ali bin Abi Talib untuk bertanyakan beberapa soalan. Walau bagaimanapun, mereka sebenarnya bertujuan untuk menguji kehebatan Ali sama ada ia bertepatan dengan satu hadith Nabi iaitu: “Aku ini kotanya ilmu pengetahuan, dan Ali adalah sebagai pintunya.”

Sebaik sahaja bertemu Saidina Ali, mereka dilayan dengan begitu baik. Salah seorang dari mereka kemudian membuka mulut dan berkata, "Wahai Ali, kami yang datang seramai sepuluh orang ini adalah dihantar oleh kaum kami untuk mengajukan pertanyaan kepadamu. Kami akan bertanya secara bergilir-gilir dan jawapan yang kamu berikan itu akan kami bawa pulang kepada kaum kami."

“Baiklah, apakah soalannya?" Saidina Ali kemudian menjawab.

“Wahai Ali, yang manakah lebih mulia, ilmu pengetahuan atau harta benda, dan apakah sebabnya?” tanya orang pertama.

Lalu Saidina Ali menjawab, “Ilmu pengetahuan itu adalah warisan para nabi, sedangkan harta kekayaan adalah warisan daripada Qarun, Syadad dan lain-lain. Oleh kerana itu, ilmu pengetahuan lebih mulia daripada harta benda.”

Kemudian orang kedua pula bertanya, “Manakah yang lebih mulia, ilmu pengetahuan atau harta benda, dan jelaskan sebab-sebabnya?"

“Ilmu lebih mulia daripada harta, kerana ilmulah yang menjaga dan memelihara pemiliknya, sedangkan harta, si pemiliknya lah yang memelihara dan menjaganya,” jawab Saidina Ali.

Setelah Saidina Ali berjaya menjawab soalan daripada orang pertama dan kedua, orang ketiga, keempat, kelima, hingga kesepuluh bergilir menanyakan soalan, sama seperti yang diajukan oleh orang pertama dan kedua.

Kepada orang yang ketiga, Saidina Ali menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta kerana orang yang berilmu banyak sahabatnya, sedangkan orang yang banyak hartanya lebih banyak musuhnya.”

Kepada orang yang keempat, Saidina Ali menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta kerana ilmu bila disebarkan atau diajarkan akan bertambah sedangkan harta kalau diberikan kepada orang lain akan berkurangan.”

Kepada orang yang kelima, Saidina Ali menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta, kerana ilmu tidak dapat dicuri, sedangkan harta benda mudah dicuri dan dapat lenyap.”

Kepada orang yang keenam, Saidina Ali menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta kerana ilmu tidak akan rosak binasa, sedangkan harta kekayaan boleh lenyap dan habis akibat masa dan usia.”

Kepada orang yang ketujuh Saidina Ali menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta kerana ilmu tidak ada batasnya, sedangkan harta benda ada batasnya dan dapat dihitung jumlahnya.”

Kepada orang yang kelapan Saidina Ali menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta kerana ilmu memberi dan memancarkan sinar kebaikan, menjernihkan fikiran dan hati serta menenangkan jiwa, sedangkan harta kekayaan pada umumnya dapat menggelapkan jiwa dan hati pemiliknya.”

Kepada orang yang kesembilan Saidina Ali menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta kerana orang yang berilmu mencintai kebajikan dan kata-katanya mulia seperti orang yang warak, sedangkan orang yang berharta boleh menjadi melarat dan lebih cenderung kepada sifat-sifat kikir dan bakhil.”

Akhirnya kepada orang yang kesepuluh Saidina Ali menjawab: “Ilmu lebih mulia dan lebih utama daripada harta kekayaan kerana orang yang berilmu lebih terdorong untuk mencintai Allah, sedangkan harta benda hanya membangkitkan rasa sombong, bongkak dan takbur.”

Kemudian Saidina Ali menyambung dengan membaca ayat Al-Quran dari Surah Al Mujaadilah (58:11) yang bermaksud: “Allah akan meninggikan orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa darjat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Sepuluh orang kaum Khawarij itu menjadi kagum kerana satu pertanyaan mereka dapat dijawab oleh Ali dengan sepuluh jawapan yang berbeza. Selepas itu, mereka pulang menemui kaum mereka ddengan perasaan puas serta bertambah yakin bahwa Khalifah Ali benar-benar seperti yang dikatakan oleh Nabi, iaitu sebagai pintu gerbang ilmu.

-- والله أعلام --

Kejujuran Sheikh Abdul Qodir al-Jailani شيخ عبد القادر الجيلاني


Kejujuran Sheikh Abdul Qodir al-Jailani شيخ عبد القادر الجيلاني


Sheikh Abdul Qodir Jailani pergi ke kota Baghdad dengan tujuan untuk menuntut ilmu. Beliau mengikuti satu kafilah yang akan menuju ke Baghdad dari rumahnya. Sebelum bertolak, ibunya memberi sedikit wang sebagai belanja pergi dan balik serta sedikit bekalan makanan. Ibunya menyembunyikan wang itu pada bahagian lengan baju anaknya dan dijahitnya supaya tidak diketahui orang.

Setelah siap, ibunya pun berpesan, “Hai anakku, dengarlah baik-baik pesan ibu ini. Bila kau dalam perjalanan dan berada di negeri orang, engkau hendaklah sentiasa bercakap dan berlaku benar. Ketahuilah bahawa orang Islam tidak boleh berdusta. Hendaklah kau ingat hai anakku akan sabda Rasul bahawa amanah itu kejayaan. Berlaku benarlah baik dalam tutur kata mahupun dalam perbuatan supaya engkau beroleh selamat dan dilindungi oleh Allah Ta'ala.”

Ketika dalam perjalanan mengikuti kafilah yang pergi ke Baghdad itu, tiba-tiba mereka diserang oleh satu angkatan penyamun. Segala barang yang dibawa oleh kafilah tersebut, termasuk barang kepunyaannya turut habis dirompak.

Kemudian, seorang penyamun bertanya kepada Sheikh Abdul Qodir, “Hai budak! Apa lagi yang ada pada engkau. Cakaplah benar kepadaku!” bentak penyamun itu dengan suara yang keras.

“Ya ada! Aku ada 40 ashrafis” ujar Sheikh Abdul Qodir dengan tegas dan bersahaja.

Penyamun itu terkejut mendengarkan kata-kata tersebut kerana menyangka budak itu mahu mempersendakannya. Pada fikirannya tidak mungkin seorang budak boleh memberitahu kepada seseorang penyamun bahawa dia masih punya wang.

“Apakah engkau mahu memperolok-oloklan aku?” tanya perompak itu lagi dengan penuh hairan.

“Tidak! Sungguh tuan, saya tidak berkata dusta,” sahut Sheikh Abdul Qodir.

“Tuan, tidakkah tuan tahu bahawa orang yang sedang menuntut atau mengejar ilmu itu seperti sedang berjalan menuju ke syurga kerana sentiasa disertai oleh malaikat yang sedia menolongnya. Saya bercita-cita menjadi seorang yang beriman lagi berilmu. Saya adalah keturunan Rasulullah Sallahu 'Alaihi Wasallam dan saya benci sekali bercakap bohong. Apalah ertinya wang 40 ashrafis pada saya ini, hingga saya terpaksa berbohong? Seorang Islam yang sejati tidak akan sesekali berbohong sekalipun dalam bahaya dan kesulitan!” sambung Sheikh Abdul Qodir dengan penuh semangat.

Kali ini penyamun itu merasa semakin terkejut mendengar kata-kata itu. Dia merasa hairan memikirkan sikap budak itu yang secara berani dan tegas memperkatakan yang benar tanpa berganjak sedikitpun. Dengan perasaan bingung penyamun itu pun membawa Sheikh Abdul Qodir berjumpa ketuanya.

“Siapa nama engkau dan dari mana engkau datang?” tanya ketua penyamun.

Sheikh Abdul Qodir menjawab dengan berani “Nama saya Abdul Qodir dan saya datang dari Jilan”

“Kemana engkau hendak pergi?”

“Baghdad,” jawabnya ringkas.

“Untuk tujuan apa kau kesana?”

“Saya hendak menuntut ilmu.”

“Bagus! Bagus! Engkau tentu bawa wang bukan?” tanya ketua penyamun

“Benar! Saya mempunyai 40 ashrafis,” sekali lagi Sheikh Abdul Qodir menjawab dengan penuh jujur.

Demi mendangarkan pengakuan Sheikh Abdul Qodir itu, ketua penyamun terkejut lantas berkata lagi “Apa benarkah apa yang engkau katakan hai budak atau engkau sengaja hendak memperolok-olokkan aku?”

Maka sambung Sheikh Abdul Qodir “Benar tuan! Saya tidak suka dan tidak pernah bercakap bohong kerana saya seorang Islam. Inilah ajaran ibu saya semenjak saya pandai bercakap lagi. Apalah erti wang 40 ashrafis bagi saya ini hingga saya terpaksa berbohong. Dan apalah gunanya saya hendak bersusah payah mencari ilmu di tempat yang jauh kalau untuk menjadi seorang pembohong! Akan sia-sialah segala amal dan ibadat saya dan akan sia-sialah asuhan dan didikan ibu saya!”

Dengan kuasa Allah, ketua penyamun itu menjadi terpaku sebentar tatkala mendengarkan kata-kata Sheikh Abdul Qodir yang penuh keimanan dan hikmah itu lantas menjadi malu dan insaf. Akhirnya dengan bercucuran air mata

kesedihan dan keinsafan, ketua perompak itu memohon maaf dari Sheikh Abdul Qodir lalu bertaubat dari melakukan kerja yang mungkar lagi hina itu.

-- Wallamhu'alam --

| Kata² Hikmah | Ghawthul A'zham Shaikh Muhyiddin Abdul Qadir Jilani


| Kata² Hikmah | Ghawthul A'zham Shaikh Muhyiddin Abdul Qadir Jilani رضي الله عه

Ghawthul A'zham Shaikh Muhyiddin Abdul Qadir Jilani

رضي الله عه

Sahabat-sahabatku yang dikasihi. Hati kamu adalah seumpama cermin yang berkilat. Kamu mesti membersihkannya daripada debu dan kekotoran yang menutupinya. Cermin hati kamu itu telah ditakdirkan untuk memancarkan cahaya rahsia-rahsia Ilahi. Bila cahaya dari “Allah adalah cahaya bagi semua langit dan bumi…” mula menyinari ruang hati kamu, lampu hati kamu akan menyala. Lampu hati itu “berada di dalam kaca, kaca itu sifatnya seumpama bintang berkilau-kilauan terang benderang…”

Kemudian kepada hati itu anak panah penemuan-penemuan suci akan hinggap. Anak panah kilat akan mengeluarkan daripada awan petir maksud “bukan dari timur atau barat, dinyalakan dari pohon zaitun yang diberkati…” dan memancarkan cahaya ke atas pokok penemuan, sangat tulen, sangat lutsinar sehingga ia “memancarkan cahaya walaupun tidak disentuh oleh api”. Kemudian lampu makrifat (hikmah kebijaksanaan) akan menyala sendiri. Mana mungkin ia tidak menyala sedangkan cahaya rahsia Allah menyinarinya? Sekiranya cahaya rahsia Ilahi bersinar ke atasnya, langit malam kepada rahsia-rahsia akan menjadi terang oleh ribuan bintang-bintang “…dan berpandukan bintang-bintang (kamu) temui jalan (kamu)…”. Bukanlah bintang yang memandu kita tetapi cahaya Ilahi. Lantaran Allah “…menghiaskan langit rendah dengan keindahan bintang-bintang”. Sekiranya lampu rahsia-rahsia Ilahi dinyalakan di dalam diri batin kamu yang lain akan datang secara sekaligus atau beransur-ansur.

Sebahagiannya kamu telah ketahui sebahagian yang lain akan kami beritahu di sini. Baca, dengar, cuba fahamkan. Langit ketidaksedaran (kelalaian) yang gelap akan dinyalakan oleh kehadiran Ilahi dan kedamaian serta keindahan bulan purnama yang akan naik dari ufuk langit memancarkan “cahaya di atas cahaya” berterusan meninggi di langit, melepasi peringkat yang ditentukan sebagaimana yang Allah telah tentukan bagi

kerajaan-Nya, sehingga ia bersinar penuh kemuliaan di tengah-tengah langit, menghambat kegelapan kelalaian. “(Aku bersumpah) demi malam apabila ia senyap sepi…dengan cuaca pagi yang cemerlang…” malam ketidaksedaran kamu akan melihat terangnya hari siang.

Kemudian kamu akan menghirup air wangi kenangan dan “bertaubat di awal pagi” terhadap ketidaksedaran (kelalaian) dan menyesali umur kamu yang dihabiskan di dalam lena. Kamu akan mendengar nyanyian burung bulbul di pagi hari dan kamu akan mendengarnya berkata: Mereka tidur sedikit sahaja di malam hari dan pada awal pagi mereka memohon keampunan Allah. Allah bimbangkan kepada cahaya-Nya sesiapa yang Dia kehendaki. Kemudian kamu akan melihat di ufuk langit peraturan Ilahi akan matahari ilmu batin mula terbit. Ia adalah matahari kamu sendiri,

Lantaran kamu adalah “yang Allah beri petunjuk” dan kamu “berada pada jalan yang benar” dan bukan “mereka yang Dia tinggalkan di dalam kesesatan”. Dan kamu akan memahami rahsia: .Tidak diizinkan matahari mengejar bulan dan tidak pula malam mendahului siang. Tiap sesuatu berjalan pada landasan (masing-masing). Akhirnya ikatan akan terurai selaras dengan “perumpamaan yang Allah adakan untuk insan dan Allah mengetahui tiap sesuatu”, dan tabir-tabir akan terangkat dan kulit akan pecah, mendedahkan yang seni di bawah pada yang kasar. Kebenaran akan membuka tutupan mukanya. Semua ini akan bermula bila cermin hati kamu dipersucikan. Cahaya rahsia-rahsia Ilahi akan memancar Padanya jika kamu berhajat dan bermohon kepada-Nya, daripada-Nya, dengan-Nya.

(Petikan dari Kitab Sirrul Asrar Fi Ma Yahtaju Ilayhil Abrar)


13 Mei 2011

Isu Sumpah Laknat & Perlukah Dibalas Sumpah?


~In the name of Allah the Most Gracious, the Most Merciful~

Isu Sumpah Laknat & Perlukah Dibalas Sumpah?

Oleh

Zaharuddin Abd Rahman



Sekali lagi isu sumpah berdengung hebat di dalam negara kita. Dalam peruntukan perundangan Islam, amalan sumpah wujud dengan syarat-syarat tertentu, bagi mensabitkan sesuatu dakwaan atau menolaknya. Apabila itu dilakukan, bermakna individu yang bersumpah sedang menyandarkan inti yang dikatakannya kepada Allah. Tindakan itu menjadikan inti yang didakwa atau bantah itu mempunyai suatu ‘weight’ menurut perspektif hukum Islam atau secara spiritual, malah juga mempunyai pengaruh di dalam menagih keyakinan dan kepercayaan hakim dan masyarakat umat Islam.



Ramai yang bertanya saya pandangan berkenaan sumpah yang dilakukan oleh orang-orang politik dengan bermotifkan politik tentunya. Sebenarnya, eloknya sokongan yang diinginkan tidaklah digunakan mana-mana kaedah-kaedah Islam sebagai platformnya. Ada yang berusaha untuk menjadikan satu peraturan dalam hukum Islam iaitu sumpah dengan nama Allah sebagai senjata dalam politik kepartian. Bagi saya,itu kurang sihat.


Bagi mereka yang sudi membaca dan menyelak lembaran artikel ini, saya nasihatkan agar membaca dengan tenang sehingga habis sebelum membuat sebarang tanggapan dan komentar. Itu perlu bagi mendapatkan gambaran jelas kandungan artikel ini.



WUJUDKAH SUMPAH LAKNAT DALAM HAL TUDUH ZINA?


Kembali kepada isu terkini iaitu ‘sumpah laknat’ yang dilakukan oleh Dato’ Eskay di dalam masjid tempohari sambil memegang dan mencium Al-Quran. Oleh kerana sumpah tersebut dilakukan atas dasar dan prinsip hukum agama, bagi dianggap sah dan mempunyai nilai, cara ia dilakukan mestilah disandarkan kepada dalil khusus dari Al-Quran atau Al-Hadis. Oleh itu, menjadi satu KEMESTIAN bagi memastikan sumbernya dalam hukum Islam dan betul pula cara pelaksanaannya.


Kedua hal tersebut mesti disemak sebelum inti sesuatu sumpah itu diterima oleh orang ramai dan pihak berkuasa sebagai mempunyai ‘sesuatu kekuatan’ untuk menyokong kes individu yang melakukan bersumpah.


Secara ringkasnya, membaca pandangan beberapa tokoh ilmuan tanahair dalam hal sumpah laknat ini, saya bersetuju dengan pandangan beberapa mereka yang secara ringkasnya berkata, sumpah yang dilakukan itu :-


1. TIDAK PERLU; disebabkan proses mahkamah perlu dinantikan bagi menjamin keadilan bagi semua pihak. Maruah adalah isu besar dalam Islam, justeru, setiap kes yang boleh memalukan dan tidak lagi dipastikan benar atau salah, mestilah dibicarakan secara adil di tempat perbicaraan yang tertutup.


2. TIDAK TERPAKAI; sumpah laknat dengan nama Allah itu tidak dikira terpakai atau sah, kerana sumpah laknat atau li’an hanya wujud untuk urusan suami isteri yang menuduh isteri pasangan mereka berzina, sebagaimana wujud peruntukan di dalam Al-Quran dalam surah an-Nur ayat 6-8. Ertinya :


“Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.” (An-Nur 6-7)



Justeru, sebarang tindakan mewujudkan sumpah laknat dalam hal menuduh zina individu lain adalah SATU TINDAKAN SALAH atau REKA CIPTA DALAM URUSAN AGAMA yang tidak dibenarkan oleh Islam. Ia ditegah oleh seluruh para ulama berdasarkan dalil-dalil yang sangat banyak, disebabkan ia memungkinkan individu secara bebas mencipta peruntukan baru tanpa sebarang basis atau sandaran dalil.



3. MENGELIRUKAN; Protokol sumpah tersebut dilaksanakan secara sangat mengelirukan dan ada juga yang kurang tepat, ini kerana bersumpah sambil memegang al-Quran bukanlah satu keperluan. Nabi bersabda :-

فمن كان حالفاً فليحلف بالله أو ليصمت

Ertinya : Barangsiapa yang ingin bersumpah, hendaklah dia bersumpah dengan nama Allah atau (jika tidak), hendaklah dia diam sahaja (tidak bersumpah) (Riwayat Al-Bukhari)



Melakukannya di dalam masjid adalah HARUS menurut mazhab Hanafi dan Hanbali berdasarkan hadis nabi bahawa pernah kes kehakiman dan pertelingkahan serta sumpah laknat antara suami isteri dijalankan di masjid pada zaman Nabi s.a.w. ( rujuk Fath Al-Bari, 3/133 ; Syarah sohih Muslim An-Nawawi, 1/121 ).



Bagaimanapun mazhab Syafie menganggap melakukan urusan sumpah dan perbincangan pertikaian hak serta tuduh menuduh di dalam masjid adalah MAKRUH. (Fath al-Aziz, Al-Rafi’e, 8/165 ; Al-Muhazzab, Al-Shirazi, 2/293)


Apapun, kita tidak mahu, kaedah dan cara khususnya memegang Al-Quran ketika bersumpah dan dibuat di dalam masjid sedang telah wujud mahkamah, menjadi syarat dan kebiasaan masyarakat kita, hingga disalahfahami oleh ramai sehingga merasakan ia adalah kaedah dan cara sebenar pelaksanaan sumpah li’an. Sumpah laknat yang sebenarnya, perlu dilakukan di dalam proses mahkamah dengan empat kali, DIIKUTI yang kelima sumpah laknat dan IA TIDAK untuk tontonan dan sebaran awam.


4. Sumpah mubahalah juga tidak perlu dan tidak terpakai, kerana sumpah mubahalah memerlukan kedua-dua belah pihak untuk bertemu dan sama-sama bersetuju.



WALAUPUN BEGITU, SUMPAH BIASA MASIH SAH


Pun begitu, sumpah yang dikira terpakai dan sah dalam kes yang dirujuk adalah hanya sumpah biasa, bukan sumpah laknat. Sumpah biasa boleh dianggap sah apabila dimulakan dengan lafaz “wabillahi, wattallahi” atau salah satu antara lafaz tersebut juga sudah mencukupi.



Namun SUMPAH BIASA ini sepatutnya hanya dilakukan sesudahkan ‘bayyinah’ atau bukti yang diiktiraf oleh syarak dikemukan di mahkamah. Apakah bayyinah ini?



KEPERLUAN 'BAYYINAH' SEBELUM BERSUMPAH DENGAN NAMA ALLAH


Di dalam Islam, setiap individu adalah dianggap TIDAK BERSALAH selagi belum dibuktikan bersalah. Prinsip ini datang dari pelbagai dalil dan disimpulkan oleh para ulama dalam kaedah dan dalil berikut :-


Hadis Nabi :-


لو يعطى الناس بدعواهم؛ لادعى رجال أموال قوم ودماءهم، ولكن البينة على المدعي، واليمين على من أنكر



Ertinya : Kalaulah diberikan (kebebasan) kepada manusia untuk mendakwa; nescaya akan akan individu yang mendakwa milikya harta satu kaum yang lain dan darah mereka, oleh itu (dalam Islam), Pembuktian menjadi tanggungjawab pertama ke atas pendakwa, dan (apabila telah sabit bukti), sumpah menolak adalah bagi mereka yang mengingkari (bukti tadi). ( Riwayat al-Bukhari & Muslim)



Kaedah Fiqh :

الأصل برآءة الذمة

Ertinya : Hukum asal (bagi semua individu) adalah bebas dirinya dari tanggungan.



Dan satu lagi kaedahnya :

اليقين لا يزول بالشك

Ertinya : Yakin ( iaitu asal semua individu sebagai tidak bersalah), tidak akan dapat dihilangkan oleh bukti-bukti yang bertaraf syak.



Juga satu prinsip yang berbunyi

ان الشك يفسر لمصلحة المتهم

Ertinya : Sesungguhnya sebarang keraguan ( tidak kukuh bukti dakwaan), akan ditafsirkan sebagai menyebelahi pihak tertuduh (untuk membuktikannya tidak bersalah)



Berkata Az-Zubaydi

قاعدة أصولية مفادها أن الأصل براءة ذمة المكلف عن التكليف المشكوك

Ertinya : Kaedah di atas adalah kaedah usul yang kandungannya menyatakan bahawa asal bagi semua individu yang mukallaf adalah bebas dari dakwaan & tuduhan yang diragukan. (Az-Zubaydi, Taj Al-Urus)



AL-BAYYINAH yang disebut di dalam hadis nabi di atas AMAT diperlukan bagi mewajibkan sumpah ingkar dan bantah dari tertuduh, tanpanya, sumpah tertuduh TIDAK WAJIB sama sekali.



Imam Ibn Qudamah dalam kitabnya al-Mughni (10/139) dan para ulama menjelaskan ringkasan bahawa untuk mendapatkan bayyinah, ia bergantung kepada kes yang dibawa seperti berikut :



1. Zina dan liwat

Syarat untuk penuhi bayyinah : Empat saksi adil atau pengakuan pelaku.

2. Hukum hudud yang lain seperti bunuh, qazaf, murtad dan lainnya.

Syarat untuk penuhi bayyinah : saksi dua lelaki adil dan sumpah dibenarkan.

3. Jual beli, dan lain-lain pertikaian melibatkan isu harta dan pemilikan kewangan

Syarat untuk penuhi bayyinah : dua orang saksi lelaki atau seorang lelaki dan dua orang wanita ( sebagaimana disebut di dalam Al-Quran) dan sumpah dibenarkan.

4. Penyusuan, kelahiran, dara dan tamat iddah

Syarat untuk penuhi bayyinah : Seorang wanita yang adil.

Justeru, perlu ditegaskan dalam hal zina dan liwat, bagi menganggap bersalah, salah satu antara dua cara ini mestilah menjadi jalannya, iaitu :-



* IQRAR ATAU PENGAKUAN SUKARELA secara insaf oleh pelaku bahwa dia melakukan sesuatu kesalahan itu, sama ada mencuri, berzina, liwat, membunuh dan sebagainya. Sebagaimana yang dilakukan oleh pemuda bernama Ma’iz bin Malik Al-Aslami di zaman Nabi Muhammad s.a.w



* EMPAT SAKSI LELAKI YANG ADIL; Khusus bagi kes zina dan liwat, sesiapa yang menuduh mestilah membawakan empat orang saksi yang adil lelaki bagi mensabitkan kesalahan pada hukum Islam. Selagi tiada saksi sebegitu, kes MASIH BOLEH diadili tetapi IA BUKAN LAGI TERMASUK DALAM KES HUDUD BAGI SI TERTUDUH. Manakala yang menuduh tanpa empat saksi pula BAKAL DISABITKAN KESALAHAN QAZAF, penuduh hanya boleh terselamat dari hukuman qazaf (yang perlu dilaksanakan di dunia, jika tiada, hukumannya menanti di akhirat amat berat) apabila membawakan 4 saksi seperti di atas atau membawa kes tanpa 4 saksi secara senyap dan tertutup untuk perbicaraan di mahkamah. Di sana, hakim mahkamah akan menyemak semua bukti-bukti tambahan sama ada video, DNA, gambar dan sebagainya untuk beliau menjatuhkan sebarang keputusan di bawah peruntukan ta’zir.



LEPAS ‘BAYYINAH’, BARU KITA NANTIKAN BANTAHAN



Kerana asal setiap indiivdu TIDAK BERSALAH sehingga dibuktikan sebaliknya, setelah bayyinah dipersembahkan, barulah tindakan menjawab bayyinah perlu dilakukan oleh tertuduh.



Bantahan dan keingkaran hanya diperlukan apabila pihak pendakwa berjaya membawakan bukti yang sah dan diterima oleh pihak qadhi atau hakim. Pihak hakim pula perlu memberikan masa yang sesuai untuk tertuduh membela diri. Namun tertuduh tidak boleh sengaja senyap sunyi tanpa membawakan hujjah balas, bantahan dan ingkaran terhadap bukti yang dibawa. ( Al-Mabsut, Al-Sarakhsi, 16/63; As-Syarh Al-Kabir, Ad-Dardir, 4/151)


BAGI KES DATO’ SERI ANWAR IBRAHIM (DSAI)

Melihat perkembangan dalam kes DSAI, menurut pandangan Fiqh Islam tanpa campur tangan politik kepartian adalah seperti berikut :-

a. DSAI TIDAK WAJIB membalas dengan bersumpah bersihnya diri beliau kerana sumpah laknat yang dijalankan itu tidak sah.

b. DSAI juga TIDAK WAJIB menjawab atau respon kepada sumpah laknat yang dilakukan kerana ‘bayyinah’ belum dikemukan oleh pendakwa.

c. NAMUN, sumpah yang dilakukan dengan nama Allah dengan lafaz yang betul ( wabillah, wattallah) oleh Dato’ Eskay adalah sah di sisi hukum Islam. Sama ada sumpah itu datang dari fakta yang benar atau tidak, tiadalah kita perlu menolaknya secara mutlaq. Namun umat ISLAM masih TETAP TIDAK BOLEH MEMPERCAYAINYA kerana ia tidak dilakukan di dalam proses kehakiman mahkamah dan ia juga tidak menyeratkan saksi empat orang yang adil. Sesiapa yang menyebarkan tuduhan zina itu akan tertanggung ke atasnya hukuman qazaf, yang walaupun tidak dilaksana di dunia, bakal amat menyusahkan di akhirat.

d. Jika individu yang dituduh adalah orang kebanyakan yang TIDAK DIKENAL OLEH RAMAI, PASTINYA SUMPAH YANG DITUJUKAN KEPADANYA TIDAK PERLU DILAYAN SAMA SEKALI. Kerana itu semua tidak memberi kesan kepada keputusan hakim di dunia dan Allah. Itulah hokum asal dalam kes seperti ini.

e. NAMUN, hukum asal boleh berubah mengikut zaman dan situasi sehingga menghasilkan hukum pengecualian tertentu. Sebagaimana Rasulullah pernah membatalkan hasratnya untuk mengubah bentuk Ka''bah kepada asas yang didirikan oleh Nabi Ismail a.s disebabkan desakan keadaan masyarakat, iaitu kejahilan mereka, masih barunya dengan Islam dan belum bersedia untuk Ka’abah diperlakukan sedemikian. Rasulullah bersabda kepada Aisyah:

لو لا أن قومك حديثو عهد بشرك لبنيت الكعبة على قواعد إبراهيم


Ertinya : Sekiranya tidaklah kaummu itu baru-baru sahaja (keluar) dari zaman syirik (menyembah berhala) nescaya sudah tentu akan ku bina semula Kaabah di atas binaan asal nabi Ibrahim ( Al-Bukhari & Muslim)



Malah Aisyah r.a ketika dituduh melakukan perbuatan jahat itu dengan seorang sahabat, beliau juga bersumpah menafikannya tetapi dalam bentuk sedikit berbeza iaitu beliau melafazkan :

والله لا أستغفر الله منه أبدا

Ertinya : Demi ALlah aku tidak akan meminta ampun kepada Allah sama sekali

Perkataan itu adalah sumpah membersihkan dirinya. Menyatakan beliau tidak perlu minta ampun kepada Allah dalam menghadapi tuduhan itu adalah satu tanda jelas beliau tidak melakukan sebarang kesalahan sebagaimana dituduh.



JUSTERU, MENURUT PANDANGAN PERIBADI SAYA, disebabkan DSAI adalah seorang pimpinan politik tanahair yang besar, menggalas beban tanggungjawab gerakan perjuangan politik yang besar, dicampur dek kejahilan majoriti umat Islam dalam persekitaran Malaysia serta momokan media yang sentiasa memburukan lagi suasana, saya cenderung kepada DSAI PERLU BERSUMPAH BIASA SAHAJA dengan NAMA ALLAH MENAFIKAN BELIAU ADALAH INDIVIDU DI DALAM VIDEO SEKS YANG DIDAKWA, itu penting untuk menangkis sangka buruk masyarakat yang kurang kefahaman serta kurang pula ilmu, bukan hanya terbeban ke atas dirinya selaku individu tertuduh, malah menjadi beban terhadap kepada seluruh ahli gerakan pakatan rakyat yang bersamanya serta masyarakat Malaysia lain yang melihatnya sebagai ketua pembangkang. yang terlibat dalam membentuk minda dan masa hadapan masyarakat Malaysia. Sebagaimana pertimbangan dalam bab Maqasid Shariah menyatakan :-

درء المفاسد مقدم على جلب المصالح

Ertinya : Menolak keburukan didahulukan dari tindakan mensasarkan membawa kebaikan

Justeru, pada hemat saya, jika DSAI bersumpah dengan nama Allah, paling kurang ia mampu menyelamatkan keburukan yang lebih besar dalam masyarakat seperti bertambahnya individu yang di hukum qazaf di sisi hukum Islam, semakin melemahkan keyakinan terhadap gerakan Pakatan Rakyat di samping mampu meleraikan syak wasangka rakyat ‘atas pagar’.

Walau apa jua keputusan mahkamah, itu adalah suatu isu terasing dan boleh dihujjah atas lain-lain platform dan politik. Namun untuk membiarkan sumpah dengan nama Allah iu dibiar beredar di dalam masyarakat tanpa sebarang respon, bagi saya mudaratnya lebih besar, tanpa menafikan melayaninya dengan melakukan sumpah juga ada mudaratnya.

KESIMPULAN

Saya sedar, ahli politik yang melingkungi DSAI pastinya mempunyai pandangan pelbagai, memikirkan strategi, maruah yang mungkin dirasakan jatuh kerana seolah telah berjaya dipaksa untuk turut bersumpah dan sebagainya. Namun tulisan saya ini, benar-benar dari rasa hati sebagai seorang yang neutral, ahli akademik yang melihat perkembangan isu-isu semasa.

1. Saya berasa amat senang sekali selaku rakyat Malaysia jika DSAI boleh menyahut cabaran sumpah biasa tadi, tiada sebarang malu ditanggung walau terpaksa melakukan itu.

2. Perkara kedua, kita tidak mahu umat Islam mengambil cara bersumpah ini apabila sahaja ingin mendakwa sesuatu, kerana ia bukanlah cara yang betul dalam masyarakat Islam yang sepatutnya bediri di atas sifat kekuatan amanah dan jatidiri, tiada memerlukan kepada sumpah untuk menagih kepercayaan dan keyakinan.

Bahkan, kita bimbang teknik ini bakal digunakan oleh ramai penipu di luar sana untuk bersumpah bagi mendapatkan perhatian dan mencuri hak orang lain serta mengaibkan. Dari tiga jenis sumpah di dalam Fiqh Islam, sumpah dari penipu dan pencuri ini dinamakan ‘al-Yamin al-Ghamus’. Ditanya kepada Nabi apakah ‘Al-Yamin Al-Ghamus’ itu, baginda menjawab :

وما اليمين الغموس ؟ قال : الذي يقتطع مال امرئٍ مسلم هو فيها كاذب

Ertinya : Orang yang mengambil harta (hak, termasuk maruah dengan mengaibkan melalui qazaf) orang Islam lain (melalui sumpah) sedangkan dia adalah pembohong ( Riwayat Al-Bukhari)

Imam Az-Zahabi, Ibn Hajar Al-Asqalani menghuraikan sumpah dari pendusta (yamin ghamus) ini merupakan salah satu dari dosa besar. Ghamus ertinya tenggelam dan Imam An-Nawawi menyatakan dalam 'Tahzib Al-Asma wa al-Lughaat', sumpah tersebut dinamakan ghamus kerana penyumpah tenggelam dalam dosa dan bakal ditenggelamkan di dalam neraka Allah di akhirat kelak. Di dalam Al-Quran, pendusta bersumpah dan menagih habuan dunia ini disebutkan sebagai:

إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلاً أُوْلَـئِكَ لاَ خَلاَقَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ وَلاَ يُكَلِّمُهُمُ اللّهُ وَلاَ يَنظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Ertinya : Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih (Al-Imran : 77).

Justeru, penyumpah dusta ini perlu segera bertaubat dan jika ia telah mengambil hak orang lain melalui sumpahnya, WAJIBlah atasnya untuk memulangkannya.

3. Bagi orang ramai, semua perlu memahami bahawa isu maruah dan tuduhan sebegini WAJIB hanya dibicarakan di dalam Mahkamah Islam dan bukan di khalayak. Apabila, di sebabkan rosaknya system nilai dalam masyarakat, lalu ini dibicarakan terbuka di media dan kahalayak awam, semua individu mestilah memahami semua HAKIM TIDAK BOLEH menghakimi sesuatu isu secara emosi, takut itu dan ini, sakit, sedih, dukcaita, ngantuk, lapar, dahaga dan semua asbab luaran yang menganggu penilaian seorang hakim yang berkelayakan. Nabi memberi amaran :

لا يقضين حكم بين اثنين وهو غضبان

Ertinya : Tidak boleh se0rang hakim memberi keputusan terhadap dua orang ( yang dibicarakan) sedang dia dalam keadaan marah ( terhadap salah seorang atau sebab lain). ( Riwayat Al-Bukhari)


Para ulama sepakat menyatakan hadis di atas bukan hanya TERHAD kepada ‘marah’ tapi merangkumi semua emosi-emosi luaran yang menganggu seperti disebut di atas. (Al-Mabsut, Al-Sarakahsi, 16/78 ; Al-Minhaj wa nihayatul Muhtaj, 8/94 )


Kini malangnya, isu ini seolah dibicarakan di pentas awam, dipenuhi oleh manusia yang tiada kelayakan asas sebagai hakim, sering pula terpukau dengan emosi dan kepentingan masing-masing. Ia amat tidak adil kepada kedua-dua pihak. Justeru, nasihat ikhlas saya, wahai umat Islam jauhilah menentukan pendirian dan meletakkan keyakinan dalam isu berat sebegini, kerana anda tidak punyai basis yang diharuskan Islam untuk berbuat demikian.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

comment

.:Tinggalkan Jejak Anda :.